Tiba-tiba saya ingat sesuatu.
Saat itu saya sedang berada di Malioboro, menunggu teman yang tengah membuat tato temporer di tangannya.
Tempat jasa pembuatan tato itu hanya menempati area kecil di emperan toko. Saking kecilnya, saya yang menunggu di situ jadi sedikit masuk ke area penjual aksesoris di sebelahnya.
Ibu-ibu penjual aksesoris tampak tidak senang dengan keberadaan saya. Mungkin merasa saya menutupi barang dagangannya.
Saya sudah menyingkir sebisa saya, tapi ternyata masih ditegur juga dengan nada yg tidak ramah, bahkan hingga dua kali. Akhirnya saya pun menjauh. Dalam hati, saya berjanji, kelak jika bertemu dengan ibu itu lagi, saya tidak akan membeli apa pun darinya.
Pada kesempatan lain, belum lama ini saya datang ke hotel untuk menghampiri seorang teman yang datang dari luar kota. Di sana saya disambut dengan ramah sekali oleh pegawai hotel. Padahal, saya tidak menginap di sana.
Mereka seperti tidak terganggu dengan keberadaan saya, meskipun saya masuk ke sana dengan alas kaki kotor dan basah karena hujan. Tidak khawatir saya memakai toilet gratis di sana, atau mencuci tangan dengan sabun secara cuma-cuma.
Dalam hati, kelak jika membutuhkan hotel, saya tertarik dan berniat untuk menginap di sana.
Keduanya memang tidak bisa dibandingkan secara langsung. Tapi, dari situ saya bisa mengambil pelajaran, bahwa rezeki bisa datang dari mana saja, termasuk dari keramahan.
Temanmu yang dimaksud itu aqu yha??? *GR nista*
Iyaaa, hahahahaha….
Ahh.. Betul sekali ya..