Meski tangannya mulai sulit digerakkan, tapi Putu Wijaya masih rajin menulis. Bukan di kertas, melainkan di ponsel pintarnya.
Putu memang terkenal keras dan disiplin. Tidak hanya kepada orang lain, tapi juga kepada dirinya sendiri. Tidak heran jika karya-karyanya begitu memikat dan memukau banyak orang.
Tapi saya sulit membayangkan, bagaimana bisa, dan apa enaknya menulis di gadget?
Saya sendiri merasa tidak akan bisa menyalurkan ide dan mengalirkan tulisan bila tidak melalui kertas ataupun komputer.
Tapi kenyataannya, Putu bisa. Ia telah melahirkan puluhan cerpen dari aktivitasnya mengetik di gadget.
Secara umur, jelas beliau lebih sepuh dari saya. Jadi sepertinya ini bukan masalah kuno atau bukan, melainkan lebih kepada kebiasaan.
Puthut EA pun demikian. Katanya ia lebih sering menulis di gadget daripada di kertas ataupun komputer. Dan mungkin ada banyak penulis lain yang seperti dirinya.
Saya jadi terinspirasi juga. Maka malam ini saya pun mencoba meniru mereka. Well… ternyata lumayan enak.
Dan akhirnya lahirlah postingan ini. Postingan pertama yang saya tulis di ponsel.
hahaha, saya juga suka nulis di ponsel mas. Kadang kalo teringat saya bebersih note (hapus yg udah gak penting atau sudah terarsip) kalo gak bisa sampe ratusan 😀
Halo mas, lama tak bersua di dunia wordpress ini, hehe
Aku masih belum bisa menulis blog di hp. Kayaknya gak bakalan bisa.
Semangat bang ditter, ditunggu poatingan lain yg lahir dari ponsel.
Saya jadi ikutan termotivasi, karena termasuk yg tidak bisa menulis blog di ponsel. Lha, nulis pesan di chat WA aja banyak typonya 😥
Kalo nulis di gadget itu banyak notif yg suka ganggu deh jadinya bikin ga konsen akhirnya tulisannya ga kelar2..hahah
Kadang kepencet yang lainnya juga,
Jadi butuh exstra edit kalo nulis di ponsel