Lelaki itu memejamkan mata dengan khusyuk, lalu menghirup dalam-dalam harum melati yang menguar dari cangkirnya. Senyumnya mengembang, tampak puas. Setelah dirasa cukup, ia pun menyeruput teh hangat itu pelan-pelan, penuh perasaan.
Terlihat sangat nikmat.
Perempuan di hadapannya menahan tawa. Meski sudah hafal betul dengan kebiasaan sahabat baiknya itu, tapi tetap saja pemandangan itu baginya begitu lucu.
“Menulis, kata Pram, adalah soal keberanian,” ujar si lelaki, sesaat setelah meletakkan cangkir di meja kaca.
Dari pelantang suara di sudut langit-langit kafe, mengalun lembut Rhythm of The Rain dari The Cascades.
“Berani untuk apa?” si perempuan mengernyitkan kening.
“Berani untuk gagal, berani untuk mencoba lagi. Itu kata Dewi Lestari,” jawab si lelaki.
“Yeah, aku setuju,” sahut si perempuan, manggut-manggut. “Dan kau pun harus tahu, ujaran itu tidak hanya berlaku dalam hal menulis, tapi juga untuk perkara lain.”
“Misalnya?” kali ini si lelaki yang merasa bingung.
“Misalnya…,” si perempuan menatap sahabatnya, lalu berkata, “mengejar gebetan.”
Rhythm of The Rain sudah selesai, berganti dengan beberapa lagu, sampai akhirnya terdengar suara merdu Eric Clapton, melantunkan tembang manis Wonderful Tonight.
Sang sahabat sudah pamit pergi, sementara si lelaki masih duduk di tempat yang sama, sibuk dengan pikirannya sendiri, lupa dengan teh hangatnya yang mulai dingin.
Blog yan simpel, fast loading, unik.
enak dilihat dan gak bosenin tulisannya mas,
Terima kasih banyak… *sungkem
Si teman wanita itu sudah memberikan tantangan. Bahkan mungkin seperti sebuah klu, 🙂
Hmmm…. 😀
Dibalik segala keberanian seorang pria, wanita sesungguhnya hanya menginginkan kepastian #menghelanapas
Curhat po, Mas? =))
jleb. sindiran telak bagi si lelaki
Nah!
Ini mah kode keras namanya wkwkwk
Apakah si lelaki berani menjawab kode tersebut?
Saksikan lah di episode minggu depan pemirsaa
Nantikan setelah yg mau lewat berikut ini!
Mengejar gebetan itu lelah sangat
Curhat???
Bang Ditter.. Akoh kangeeeennn!!!
Samaaaa!
..nah!
Jleb!
tantangan buat si pria
Nah!
Dewi Lestari? mbak dee, bro? hehehe.
salam kenal, bro adit.
Salam kenal juga 🙂
Suka sekali dengan gaya menulis blog nya..
Terima kasih banyak *salim