Rencananya akhir tahun ini saya mau ke Jakarta βtepatnya Senayan, untuk menonton Grand Prix Marching Band atau GPMB, sebuah kompetisi marching band tingkat nasional. Sayang, tiket kereta api sudah habis terjual sampai awal Januari tahun depan, mulai dari kelas ekonomi sampai eksekutif.
Padahal, saya sudah siap mencari kamar hotel yang murah di Jakarta, dan tentunya yang dekat dengan Senayan.
Pesawat terbang jelas bukan alternatif yang pas buat saya. Sebab, pada masa liburan seperti ini, harga tiketnya mencekik leher.
Bus agaknya bisa menjadi solusi. Tapi, saya gampang mabuk. Makanya saya selalu menghindari moda tranpsortasi ini bila hendak bepergian jauh.
Jadi pada akhirnya saya membatalkan rencana saya ke Jakarta. Saya lebih memilih menghabiskan akhir tahun ini di kamar untuk menonton film, membaca buku, dan mengerjakan beberapa proyek.
Sebenarnya saya agak terkejut saat mengetahui bahwa seluruh tiket kereta api menuju ibu kota sudah ludes sampai tahun depan. Rupanya orang-orang sudah memesan jauh-jauh hari. Bagi orang yang sudah biasa bepergian, mereka tentu paham hal ini. Tapi bagi awam seperti saya, hal seperti itu tidak terpikirkan.
Kondisinya benar-benar berbeda dibanding beberapa tahun yang lalu.
Kalau tidak salah saat itu tahun 2010. Menjelang sore di kantor, tiba-tiba saya kepikiran untuk pergi ke Jakarta demi menonton GPMB. Maka tanpa berpikir panjang, saya izin ke atasan untuk pulang, berkemas-kemas sekadarnya di rumah, lalu berangkat ke stasiun. Saat itu juga saya bisa mendapatkan tiket kereta api kelas ekonomi yang langsung berangkat sore itu.
Dan keesokan paginya… voila… saya sudah berada di Jakarta.
Omong-omong, kalau ke Jakarta dan sekitarnya, biasanya saya selalu menyimpan harapan khusus, yakni menikmati kuliner favorit yang tidak bisa saya temukan di Jogja. Berikut ini makanan-makanan yang saya maksud.
Nasi Uduk
Sebenarnya sih di Jogja ada nasi uduk juga. Kita bisa mendapatkannya dengan mudah di warung-warung tenda pada malam hari, umumnya bersanding dengan menu pecel ayam atau lele. Namun, saya tidak cocok dengan rasanya.
Selain itu, di Jalan Palagan juga ada sebuah restoran yang menyediakan menu andalan nasi uduk dalam berbagai variasi. Tapi, bukan nasi uduk seperti itu yang saya inginkan.
Nasi uduk yang sesuai dengan selera saya adalah nasi uduk yang biasa dijual di permukiman-permukiman di Jakarta dan sekitarnya. Nasinya gurih, enak, dan disajikan dengan orek tempe, bihun, semur tahu atau kentang, sambal kacang, serta kerupuk.
Rasanya bagaimana? Well, itu adalah salah satu makanan ternikmat yang pernah saya santap.
Sewaktu masih tinggal di Bekasi dulu, nasi uduk seperti itu adalah menu sarapan saya sehari-hari. Nah, rupanya menu itu tertanam kuat di memori saya. Jadi ketika saya mengunjungi Jakarta dan sekitarnya, sebisa mungkin saya akan mencari dan menikmati nasi uduk itu.
Ketupat Sayur
Dulu sewaktu SD, makanan ini menjadi menu sarapan favorit saya selain nasi uduk. Ketupat sayur ini biasanya dijajakan dengan cara dipikul keliling kampung.
Bahan-bahannya sederhana, yakni potongan ketupat disiram dengan kuah sayur berbumbu dan bercita rasa pedas, lalu ditaburi dengan bawang goreng dan kerupuk. Uuuh, mantap!
Saya pernah membeli ketupat sayur yang serupa itu di sebuah warung di Jogja. Tapi, rasanya begitu aneh. Entah hanya sugesti atau bukan, yang jelas ketupat sayur yang dijual dengan cara dipikul di ibu kota sana terasa begitu pas di lidah saya.

Sumber: http://resepcaramasak.info
Kue Tetek
Iya, namanya memang unyu. Mungkin karena bentuknya mirip tetek. Tentu saja tetek manusia, bukan tetek harimau Sumatera.
Kue ini memiliki warna yang khas, yaitu hijau muda. Rasanya sungguh cetar membahana. Ini adalah jajanan favorit saya dulu. Tapi begitu pindah ke Jogja, saya tidak bisa memakannya lagi, sebab di sini tidak ada.
Jadi setiap kali bertandang ke Jakarta, saya selalu berharap bisa menemukan jajanan ini di manapun saya singgah. Sayang, sudah bertahun-tahun ini saya tidak berhasil mendapatkannya.

Sumber: flickr.com/photos/tehkici/4665432705/
Ketoprak
Makanan ini mirip gado-gado, tapi tidak ada sayur hijaunya. Isinya adalah ketupat, bihun, tahu goreng, tauge, timun, dan saus kacang berbumbu. Tidak ketinggalan kerupuk renyah yang membuat setiap ketoprak terasa semakin nikmat.
Terakhir kali ke Jakarta beberapa bulan yang lalu, saya berhasil mendapatkan makanan ini. Saat hendak makan siang di sekitar kantor relasi, saya melihat gerobak pedagang ketoprak. Tanpa pikir panjang, saya pun langsung mendatanginya.
Seperti yang sudah-sudah, saya selalu memesan ketoprak dengan tingkat pedas sedang, kerupuknya diperbanyak, dan tanpa timun.

Sumber: mysweetestfamily.wordpress.com
Demikian beberapa makanan yang selalu saya harapkan ketika berkunjung ke ibu kota dan sekitarnya. Teman-teman juga punya makanan favorit yang sulit atau tidak bisa didapatkan di kota sendiri? Cerita, dong π
Hayo ngapain sama kue tetek ?? pasti mau di tete’in yaaa hahaha
Hahaha…. parah ni mas Cumi! :))
aku gak pernah kuliner an di jakarta bahkan bisa dibilang buta jakarta banget. paling cuma numpang airport, numpang stasiun, numpang terminal doank. gak paham mana mana apalagi nyicipin kulineran. hiks
Sebenarnya aku juga gitu kok, Qied. Itu makanan favoritku masih tinggal di Bekasi dulu, dan bisa ditemukan di mana saja di Jabodetabek, nggak harus di warung atau restoran khusus π
Dit, caranya buat bisa nonton gmn yah? Gw buka web nya kok ga ada keterangan beli tiket pa gmn yah?
Iya mbak, kalo di web kayaknya memang ngga ada info pembelian tiket. Biasanya aku dulu langsung beli di loketnya di Senayan…
Mbak Pypy seneng nonton marching band juga?
Iseng aja sih Dit pen coba nonton tp ternyata kmren itu ada acara pas 26..huhu
Oalaah…. π
Oh iya, Mbak, sekarang pindah ke wordpress, ya?
Kemarin itu aku nulis comment, tapi nggak muncul. Kayaknya kejebak di spam. Nggak tahu nih, aku sering banget kejebak spam di blog temen-temen yg pake wordpress….
Suka nasi goreng kambing ga? mungkin bisa coba nasi goreng kambing kebon sirih π
Kalo daging kambing, aku nggak suka, Mbak π
Oooo π semoga bertemu nasi uduk, ketoprak dan makanan lain2 π
Haha… Aamiin! π
Ketoprak tidak begitu suka karna bumbunya dari kacang, padahal itu makanan khas jakarta iya dan sudah tersebar di kota tasikmalaya π
Haha… padahal enak bingits lho, Mbak :p
Di deket rumah saya di Jakarta ada itu yg jual ketupat sayur barengan sama yg jual nasi uduk. Klo ga salah pas April tahun 2014 silam saya pulang harganya masih Rp 7.000 per porsi. Lumayan murah untuk sarapan di Jakarta.
Waaah…. enyak banget itu pastiiiii….
syukurlah di padang juga udah pernah nyicip semuanya.
kecuali……
kue tetek.
Kue apa ituuu horor banget namanya wwkwkw
Hahaha… enak banget itu, Mas…. Kapan-kapan Anda musti coba! :))
itu sih daily meal warga jabodetabek :p ga bisa begitu dijadiin destinasi kuliner karena hampir pasti bisa ditemuin di berbagai sudut jabodetabek.hehe
Bener bro, itu memang bukan destinasi, tapi beberapa menu makanan yg selalu ingin saya santap kalo pas lagi di Jakarta dan sekitarnya, hehe… π
Ooo.. Ini toh postingan makanan yang barengan sama postingan aku.. π
Itu kue tetek masih mending warnanya ijo ya. Cobak kalok warna coklat, apalagi item, kan horror, Bang. π
Horor bingits Beb, hahaha… :))
Alah. Palingan Bang Ditter bakalan sering belik. π
Kue tetek itu…. kalau di tangerang, lebih seringnya dibilang kue ape, mas. Atau kue pepe… Hahahaa….
WIh… ahahaha….
Klo nasi uduk Mbak Rahma gmna Bung???
Lebaran kmrn khan kmu mnta dibikinin.. :p
Very soon this site will be famous among all blogging and site-building viewers, due to it’s fastidious articles