Tak disangka, ternyata ada juga adik angkatan saya yang suka baca blog ini. Katanya, ia suka dengan postingan saya yang berjudul Kasir, Save the Best for The Last, Memilih yang Paling Besar, serta Bioskop. Dan katanya lagi, tulisan-tulisan saya asyik dan lucu.
Tunggu, sepertinya kepala saya mulai membesar.
Adik angkatan saya itu lantas menyarankan saya untuk coba mengirim tulisan ke sebuah website alternatif-kreatif yang terkenal dengan kontennya yang segar dan menghibur, sebut saja mojok.co (nama sebenarnya). Media itu dikepalai oleh Puthut EA.
Hmm… boleh juga tuh, bisa jadi sarana untuk mempromosikan diri blog ini.
Maka dengan semangat menggebu-gebu, saya pun mulai mencari ide untuk membuat tulisan yang asyik dan lucu. Setengah mati saya memikirkannya, tapi nggak dapat-dapat juga.
Saya sudah seperti seorang seniman tingkat tinggi yang sedang mencari inspirasi. Saya berjalan ke sana kemari, kemudian duduk, menerawang, berbicara sendiri, lalu berjalan ke sana kemari lagi, duduk, menerawang lagi, dan seterusnya, dan seterusnya.
Tapi, hasilnya sama saja. Saya tidak berhasil mendapatkan ide yang saya harapkan.
Akhirnya saya coba menulis ide yang ada saja. Selanjutnya saya malah jadi stres sendiri. Saya kesulitan menuangkan isi pikiran.
Lalu, saya mulai merenung.
Saat membuat postingan-postingan dengan judul yang saya sebut tadi, saya menulisnya tanpa pretensi. Saya menulisnya dengan tujuan hanya untuk memperbarui blog ini. Mungkin karena itulah saya bisa menulis dengan asyik, dan kemudian bisa menghasilkan tulisan yang βmenurut teman saya, asyik pula.
Berbeda halnya saat saya mau membuat tulisan untuk dikirim ke mojok.co . Sebelum mulai menulis, saya sudah membawa harapan yang begitu tinggi. Saya ingin membuat tulisan yang unik, aktual, lucu, menarik, out of the box, enak dibaca, trengginas, dan sebagainya, dan sebagainya.
Melalui tulisan itu, saya ingin dipuji.
Saya berharap para pembaca menyukai tulisan saya, lalu menyebarkan link-nya melalui akun media sosial mereka. Kemudian tanpa sengaja seorang gadis manis dengan kuncir ekor kuda membaca tulisan saya. Ia tertawa, sedikit tertarik dengan saya, lantas menghubungi saya via e-mail. Kemudian…
Tunggu, sepertinya khayalan ini sudah terlalu jauh.
Dulu saya pernah membaca sebuah nasihat menulis di internet. Katanya, kalau mau menulis, menulislah dengan jujur, pakai hati, dan tanpa keinginan untuk dipuji.
Dengan begitu, proses menulis jadi berlangsung asyik dan menyenangkan. Kita akan terbawa pada kondisi βtidak sadarkan diriβ. Matiraga. Jari-jari kita seolah-olah bergerak sendiri, dan pikiran menjadi sumber mata air yang mengeluarkan kata-kata dengan begitu lancar dalam aliran yang jernih.
Well, tampaknya saya harus lebih memperhatikan nasihat itu lagi.
Gag perlu keluar dari diri sendiri mas, cukup begini aku suka kok hehe
Hehe… makasih, Mbak ^_^
hai gadia berkucir ekor kuda, bacalah tulisan ini.
Ayo dibaca.. dibaca….
Pernah baca juga, katanya, sesuatu yang dari hati akan sampai ke hati juga.
Gadis berkuncir sedang dalam perjalanan ke sini sepertinya π
Mudah-mudahan, Mbak π
Eh, kalau perkara melucu sih. Katanya, kalau terlalu serius mencari bahan melucu malah nantinya jadi tidak lucu.
Tapi kalau kata stand up komedian, mencari bahan melucu sering kali dilakukan dengan serius lho, Mas….
Be Your self kaka π Tak perlu dipaksakan. Mengalir saja. Sesuatu yang ditulis dari hati sampainya ke hati juga kaan? π
Iya Adeeek… bener banget π
saya juga sepakat ..menuli itu harus jujur dan pake hati…….keep happy blogging always…salam dari makassar π
sepakat
Komentar khas Duniaely π
Terima kasih, Pak π
Ah, aku percaya kok kamu bisa menulis yang out of the box. π
Ah, masak sih, Kim….
mengalirlah dalam menulis.. jangan dipaksakan..
*sok bijak
*di getok
Bener ini, Bro π
Iye bro.. Hhohii π
saya juga mau matiraga pas nulis komentar, lho kok gelap yah, wah matilampu…
Hahahaa… nyalakan lilin, Mas π
Iya sih, kalo nulisnya pake “pamrih” malah jadi suka susah mikir apa yg mo ditulis yah, Dit? Soale semacam harus disesuaikan sama minat yg baca. π
Iya, Mbak. Pengalaman pribadiku sih gitu π
Semu yang hendak saya sampaikan ternyata sudah disampaikan oleh komentator sebelumnya. Saya doakan semoga bakatnya semakin terasah deh.. π Aamiin. π
Aamiin… terima kasih, Mas Bro π
sumber inspirasiku sih biasanya…yah gak jauh2 dari anak2 sih mas…
namanya juga emak-emak π
Biasanya semakin berulah mereka, semakin produktif pula lah aku menulis mas…hihihi…
Wah, menyenangkan yah, Mbak… Nanti kalau anak-anak sudah besar, tulisannya bisa dibaca-baca lagi…. Pasti bikin ketawa-ketawa… π
Bang, nulis itu karena happy, bukan karena terpaksa. Jadi yang baca jugak enjoy.. *edisi sotoy* *ditimpuk sendal*
Iya, Buuu… Ampuuun…
menulis di waktu senggang dan santai hasilnya bisa lebih baik, biasanya itu saya lakukan pas sore hari π
Hmm.. mungkin itu yang dimaksud mengerjakan sesuatu tanpa beban. Update blog sehari-hari kan nggak ada paksaan atau mungkin ekspektasi lebih. Hanya supaya konten terus berjalan, atau bisa juga karena lagi ada yang perlu disampaikan di blog