Tersebutlah seorang blogger senior yang cukup terkenal di Indonesia. Dulu ia sering berbagi tips menulis di blognya. Saya sangat menyukai tulisannya, sebab terasa empuk, mengalir, dan enak dibaca. Tidak diragukan lagi, ia memiliki kemampuan yang baik dalam bidang menulis.
Dulu saya rutin mengunjungi blognya. Saat itu bisa dibilang saya kecanduan tulisan-tulisannya. Setiap kali ada postingan baru, pasti saya akan segera membacanya.
Namun, semakin lama blognya semakin jarang diperbarui. Belakangan saya tahu, sang blogger kini lebih aktif di Facebook. Nah, saat membaca tulisannya di FB, saya kaget karena ternyata isinya sebagian besar provokatif dan berbau SARA.
Memang, tulisannya masih tetap mudah dipahami. Namun, kali ini ia sering membuat pernyataan-pernyataan kontroversial di situ.
Tulisannya terkesan ilmiah, sebab ia selalu menyertakan sumber-sumber yang dapat mendukung argumentasinya βbiasanya berupa berita online, potongan gambar, serta potongan video. Padahal, sumber-sumber seperti itu terbilang dangkal, sebab mudah kehilangan konteks jika dipotong-potong begitu saja. Tapi rupanya masyarakat tidak peduli. Dan sepertinya mereka masih mudah diprovokasi.
Saya paham, blogger senior itu hendak membela golongannya yang menurutnya terzolimi. Tapi kenapa harus membawa-bawa golongan? Kenapa tidak menyerahkannya saja kepada pihak yang berwajib?
Atau kalau memang mau mengawalnya, kenapa tidak mengatasnamakan diri sebagai warga negara saja βtidak perlu pakai embel-embel golongan segala? Bukankah kalau terbukti salah, kita tidak perlu membela seseorang meskipun satu golongan?
Kalau saya perhatikan, setiap masalah yang ia angkat dalam tulisannya sebenarnya bisa ditulis dalam bentuk lain, yakni yang lebih adem, menentramkan, dan bisa merangkul semua pihak. Tulisan-tulisan seperti itulah yang dibutuhkan oleh bangsa yang majemuk ini.
Tapi sayang sekali, ia lebih memilih menulisnya dalam bentuk yang provokatif.
Menulis βkata Pram, adalah sebuah keberanian. Saya salut dengan keberanian blogger senior itu dalam mengupas masalah-masalah aktual dan menyampaikannya dalam pilihan gayanya sendiri. Ia dicaci, tapi juga banyak dipuji. Hal itu bisa dilihat dari komentar-komentar di setiap artikelnya.
Well, seandainya dia mau menulis sesuatu dengan cara yang bijaksana, maka ia bisa turut menjaga persatuan dan keutuhan bangsa. Kita tahu, tulisan merupakan sarana yang ampuh untuk mengubah sudut pandang orang dalam skala yang besar.
Saya yakin ia bisa, sebab ia adalah penulis yang baik. Tapi sayang sekali, ia lebih memilih jalan yang lain. Jadi ya sudah.
…………..
NB (diedit pada 21/8 pukul 09:24): untuk menghindari terjadinya fitnah yang bisa menyebar ke mana-mana, maka saya sebut sekalian saja nama blogger senior itu. Beliau adalah Jonru.
Mereka yang terjangkit doktrinasi akan kehilangan kebebasan menulis mas Bro dan menjadi seperti yang dirimu ceritakan itu…
Bisa jadi tuh, Mas….
ya saya juga setuju… memang sih setiap orang bisa menulis content dan dengan gayanya masing-masing, tapi jauh lebih baik jika tulisannya jangan yang provokatif ya ..
Iya, Mbak…. Soalnya nanti jadinya malah menyebarkan kebencian…
Jadi penasaran dengan blogger yang dimaksud, dan jadi ingin kepoin akun facebooknya itu wkwk.
Yahh, saya juga merasakan hal yang sama pada beberapa tokoh
dalam hal ini juga beberapa penulis
namun bukan karena isu Sara yang disinggung di akun sosial media nya, namun karena attitude yang berubah. Dulu ramah dan baik sekali, setelah terkenal jadi sebaliknya
Dan saya jadi kehilangan kekaguman
Semoga bisa jadi pembelajaran buat kita ya..
Pembelajaran besar banget, Mas π
“Blogger senior”? Ehm… Jadi penasaran siapa. π
Tuh udah aku update π
Aku jadi kepo, Bang Ditter. Siapa ya blogger senior itu? Hahah.. π
Mungkin dia emang galau dan ngga bisa move on, makanya jadi melakukan hal-hal yang kurang bijak. Hihihi.. π Tapi begitu lah manusia ya, selalu bisa berubah..
Tuh udah aku update nama bloggernya π
Iya, manusia memang selalu bisa berubah. Tapi kamu nggak lagi curhat kan, Beb?
Oh.. Beliau.. *ngangguk ngangguk*
Maaf Bang, aku keceplosan. Ahahah.. π
Sepertinya aku tau si blogger senior ini siapa. Aku pun menyayangkan pilihan bentuk tulisannya. Lebih bijak tentu lebih enak…
Bener banget, Mbak….
Kadang-kadang Blogger ada juga yang menerima pesanan untuk menulis Mas. Jadinya yang ditulis tentu sesuai keinginan sang pemesan dong. Saya juga merasa kehilangan teman seorang blogger yang bermain di politik. Politiknya sih gak apa-apa, tapi keputusan dia menerima job untuk menjelek-jelekan orang lain, bikin perut saya mual π
Iya, Mbak. Kok mau ya dibayar buat jelek-jelekin orang. Cape deh….
iya tuh, saya juga bingung kenapa beliau seperti itu, semoga beliau sadar yang dipertaruhkan disini adalah nama baik.
Nah!
sepertinya itu mungkin tulisan ‘pesanan’ kepada si blogger kali Dit,
cuma kan seharunya ada cara yang lebih elegan, pesan sampai tak ada golongan tertentu yang tersinggung. Tapi kembali kepilihan masing2. Setuju, ya sudahlah π
Nah! π
Sayang sekali ya
Ya
sayang banget yah orang itu.
Iya π¦
Wah. Jujur aku kaget setelah baca paragraf terakhir (NB) itu mas. Aku tau pasti postingan-postingan beliau.
Memang kontroversial dan memancing reaksi, baik pro maupun kontra. Nggak heran kalo postingan-postingannya menyebar dengan mudah bagaikan virus.
Gara-gara postingan beliau, ditambah dengan teman-teman yang gemar mengomentari bahkan membagikan, aku jadi ikut terpancing bikin status:
Dear teman,
IMHO ya. Kalo ada status atau post yang sekiranya kontroversial, apapun pendapat kamu, pro ataupun kontra, please nggak perlu ikut-ikutan kasih komentar, klik suka, ataupun share. Itu cuma membantu menyebarluaskan post kontroversial itu. Nggak mau tanggungjawab kan kalo misalnya post itu terbukti nggak bener?
Terimakasih
Ini blogger siapa siiiiik? -_- *kudet*
Errr.. kalo ngepesbuk cuma buat ngegame sih jadinya emang begitu beb
Wah, statusnya keren, Mas π
Wah, si Beby, hahaha….
FB ku masik ada yang personal sik.. Tapi jarang dibukak.. Baru aja inget password.. π
Iya sebel sama tulisan yang memprovokasi gitu.. Udah tau sebagian masyarakat kita gampang bgt diprovokasi, kebangetan klo masih ada tulisan2 yang nambah2in..huhuhu..
Iya, Mbak…. π¦
hati manusia itu rapuh…dan mudah dibolak balik…kali ini ia jadi penulis yg bijak…esok hari bisa jadi ia adalah penulis yg provokator….demikianlah manusia selalu dihadapkan pada beberapa pilihan dalam kehidupannya……keep happy blogging always..salam dari Makassar π
Bener juga ya, Pak, hehe….
Mungkin memang sudah mulai waktunya yang belum senior nyicil menggantikan yang senior? π
Iya, pas gw perhatiin sekarang ini ternyata tulisannya penuh dengan kontroversi. Padahal gw dulu like fanpage beliau karena ilmu agamanya. Makin ke sini kok terlihat ada yang aneh. Ada apa gerangan..