Konon Bung Karno pernah berkata, “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Saya lahir setelah Indonesia merdeka, jadi sama sekali tidak tahu bagaimana rasanya berjuang mengusir penjajah. Tapi, saya percaya saja dengan perkataan Bung Karno tadi. Sebab, kenyataannya bangsa kita berhasil mengusir penjajah, tapi sampai saat ini masih kesulitan untuk berjuang “melawan bangsa sendiri”.
Di Facebook dan media sosial lain, orang-orang masih ribut soal pilpres. Bahkan sifatnya cukup kejam dan merusak, sebab disampaikan dengan kata-kata yang luar biasa kasar.
Di media massa pun begitu, para simpatisan masih ribut terus. Meskipun bentuknya tidak terlalu bengis, tapi tetap saja menyebarkan kebencian.
Saat menyetel televisi, saya disuguhi banyak sekali liputan tentang berbagai macam keributan. Tidak hanya keributan tentang pilpres, tapi juga keributan lain seperti tawuran antarkampung, antarpelajar, dan sebagainya.
Ah, kalau saja nggak ada berita tentang si jelita Marshanda, rasanya malas juga menyetel televisi.
Duh, ternyata saya penggemar infotainment 😦
Kalau begini terus, —maksudnya kalau kita masih terus terbawa dalam suasana yang panas ini, maka kita bisa lupa diri. Padahal, sebuah tantangan besar sudah menanti bangsa ini. Tantangan itu bernama Asean Economic Community (AEC) 2015.
AEC 2015 merupakan program negara-negara Asean yang mengacu pada 4 pilar, yakni pasar tunggal & basis produksi regional, kawasan yang berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, serta terintegrasi dengan perekonomian dunia. Maka kelak ketika AEC 2015 bergulir, wilayah Asean akan terbuka lebar untuk perdagangan barang, jasa, investasi, modal, dan pekerja —tanpa sekat-sekat dan aturan yang rumit.
Ya, itu berarti persaingan akan semakin ketat dan berat.
Barang-barang impor bisa masuk dengan mudah ke negara kita. Begitu pula dengan produk jasa serta para pekerja terampil. Kalau kita tidak siap-siap dan masih saja saling menyerang satu sama lain, maka dalam waktu singkat kita akan benar-benar terjajah di negeri sendiri.
Setelah AEC 2015 berjalan pada akhir 2015 nanti, negara kita memang akan dipenuhi oleh barang dan jasa yang berkualitas tinggi, tapi impor. Kelak kita memang akan dilayani oleh para penyedia jasa profesional dengan keterampilan yang tinggi, tapi mereka merupakan orang-orang asing.
Sementara itu, orang-orang kita hanya bekerja sebagai buruh berupah rendah, sebab tidak punya keterampilan yang mumpuni untuk bersaing di pasar bebas tersebut.
Begitulah yang bisa terjadi kalau kita masih saja ribut sendiri. Pikiran dan emosi kita terkuras untuk sesuatu yang tidak perlu. Akibatnya, kita kehabisan daya sehingga tidak mampu lagi untuk belajar dan mengembangkan diri.
Nanti ketika AEC 2015 sudah berjalan, barulah kita akan menyesal.
Karena itu kawan, mari pelan-pelan hentikan perselisihan. Ayo benahi diri untuk menghadapi tantangan berat yang sudah menghadang di depan. Orang pacaran saja capek berantem terus, masak kita nggak?
Aku jugak capek, Bang. Padahal aku jomblo loh. Eh, maap keceplosan.. Hihihi.. 😛
Bener tuh, kalok kitanya ngga peduli, siapa lagi? Kadang heran sama yang masik sukak ributin pilpres. Kayak yang ngga bisa move on ajah..
Silakan lho beb kalau mau curhat di sini :))
Iya… tapi move on memang susah sih, Beb 😦
Ngga ah. Malu. Hahah.. 😀
Iya. Aku jugak ngga bisa move on. Entah kapan bisanya. Mungkin nunggu uda tua.. 😛
Saya tahu! Semua ini karena masyarakat kita lebih menyenangi hal-hal yang tidak perlu!
Nonton berita ttg Marshanda termasuk perlu nggak, yah…. 😦
Dirimu bisa menebak jawabanku Bro…
Hahahaha…. Ampuuuun… :))
orang pacaran aja capek berantem terus.
udah lupa rasanya berantem pacaran, mas 😐
Sama, Qied…. *pukpuk diri masing-masing
iya ya mas, sampai kapan mereka pendukung capres trus2an saling menjelekkan..euhh rasanya gimana gitu yah…
mending berantem sama pacar deh ah
Wah, jangan dua-dua deh mas, haha….
bener tuh mas…
kemaren2 aku males banget buka social media lah, pada berisik politik semua…pusiiiiing…
Etapi dirimu ternyata doyan nonton inpotenmen juga toh mas…cos dulu dong…hihihi…
Tos, Mbak! :))
Orang2 kita ini yg ngak penting malah jadi topik utama, sedangkan yg Utama jadi dikesampingkan 😦
Nah!
Kalah sama anak kecil ya 🙂
Iya, Mbak….
Mulai mengalun lagu, “Perdamaian, perdamaian, perdamaian,…”
:p
Haha… :))
setuju dit, masih banyak yang harus dikerjakan, belum lagi nanti ada pasar bebas… ga kebayang deh
Nah!
Super setujuu. 😀 Mari berdamai dan siapin skill yang mumpuni biar ga kalah saing yah, Dit 🙂
Iya, Mbak 🙂