Pilpres tahun ini saya rasakan riuh sekali, jauh lebih riuh daripada pilpres 5 tahun yang lalu. Mungkin karena saat ini sudah masuk era media sosial.
Hampir setiap hari linimasa Facebook saya dipenuhi oleh link berita dan komentar-komentar tentang para capres. Isinya sih kurang lebih sama, yakni menjelek-jelekkan capres lawan.
Kondisi serupa juga terjadi di Twitter. Bedanya, komentarnya lebih pendek. Meski demikian, ternyata 140 karakter pun sudah cukup untuk membuat kalimat-kalimat bernada sarkasme.
Saya benar-benar tercengang menyaksikan hiruk pikuk ini. Para pendukung kedua capres saling berseteru, dan beberapa di antara mereka menggunakan cara-cara yang cerdas.
Di antara ribuan artikel yang menyerang kedua capres, saya menemukan banyak sekali artikel yang ditulis dengan sangat intelek. Isinya kritis, berbobot, dan disampaikan dengan cara yang menarik.
Saya rasa hanya pemikir yang terlatih dan penulis yang telaten yang bisa membuat tulisan seperti itu.
Ini luar biasa. Kalau saya disuruh menulis satu artikel saja, mungkin bisa menghabiskan waktu hingga seharian, sebab harus membaca berbagai literatur, termasuk referensi dalam bahasa Inggris.
Artikel yang bernuansa akademis dan berisi kata-kata asing tampaknya menjadi favorit masyarakat untuk dibagi di media sosial. Seolah-olah dengan melakukan hal itu, kita jadi terkesan cerdas.
Padahal, tulisan yang kritis tidak selamanya bisa dipercaya. Dan bahkan sebenarnya tulisan seperti itu masih perlu dikritisi juga. Jadi, sebaiknya jangan dilahap mentah-mentah.
Tadinya saya begitu bergairah mengikuti hiruk pikuk ini. Hal ini saya lakukan tidak lain supaya bisa memilih calon yang menurut saya benar-benar pas untuk memimpin bangsa ini.
Tapi, lama-lama saya lelah juga. Jauh lebih lelah dari pada mengharapkan si dia. Bukannya semakin mantap, malah saya semakin bingung.
Ya sudah, saya pakai cara sederhana saja. Saya cari karakter-karakter positif dari masing-masing capres. Setelah itu, menimbang dengan sebaik-baiknya, kira-kira capres mana yang keunggulannya paling dibutuhkan untuk memimpin negeri tercinta ini.
Saya kira itu saja cukup.
Saya yakin, keduanya pasti punya kekurangan. Jadi tidak perlulah meninggikan capres pilihan saya secara berlebihan. Apalagi jika sampai jadi sumber perselisihan. Well, itu benar-benar memalukan.
Saya tidak boleh lupa, mereka berdua bukanlah malaikat.
bahkan ramadhan aja tenggelam tenarnya. kalah sama rame2 pilpres.
Iya Qid…. Dan Bukannya bikin postingan tentang Ramadhan, aku malah bikin postingan tentang Pilpres…. π¦
rasa rasanya pildun pun kalah tenar
Takutnya dukungan untuk kedua capres sudah sampai ke pengkultusan. Mengerikan.
Hiiii….
Toh kalau pun mereka beneran malaikat tetap nggak bisa nyapres. Inkonstitusional!
Iya juga, ya…. π
saya juga dibuat bingung dengan isu pilpres dan ingin mengungkap kebenarannya meski yang akan saya telusuri lewat media juga. menurut saya jangan mudah terprovokasi dengan isu calon presiden pilihan kita. selain itu memang agak sulit memilih presiden sekarang, sama-sama kuat dan hebat
Sulit Mas, apalagi kita dikepung ribuan informasi yg kadang-kadang berlawanan, dan kita tidak tahu mana yg benar….
Pilpres tahun ini jadi lebih sensi. Teman2 dunia maya yang bersebrangan jadi saling perang opini bahkan sampai ada yang bawa2 ibadah untuk kampanyai. Misal tuh duduk tahiyat yanh jari nubjuk. Beuh saya mending netral
Nah, iya tuh, Mbak…. Teman-teman saya tiba-tiba saja jadi sensi banget…
Aku nyimak saja deh π
Pas pilpres besok jgn lupa nyoblos ya, Mbak π
Pilih siapa yah nanti di pilpres? π
Tidak perlu bingung, kan pilihannya cuma dua :p
mereka mungkin memang hebat, tapi mereka juga punya kekurangan,,,
hanya bisa geleng-geleng kepala ketika ada pendukungnya yang LEBAY -_-
Mungkin kalau pilpres sudah selesai, mereka bakalan malu sendiri π
gak sabar pengen liat wajah-wajah kekalahan π
Jangan-jangan Tuhan perlu menurunkan wahyu supaya yang berseteru menjadi bungkam?
Wahyunya mungkin sudah ada, tapi manusianya saja yg nggak mau belajar π
Wkwkwk.. Aku sampe males bukak portal berita online Bang, karena isinya ya pilpres mulu.. Infonya entah bener atau enggak, aku pun ngga tau.. Bahahah π
Kamu kok kalo komen di sini pasti ketawa toh? Sepertinya kamu tipe orang yg selalu bahagia ya… π
Soalnya Abang lucuuuu.. Ngahahah π
terus nanti mau pilih siapa?? π
Ih, mau tau aja sih, Kak… :p
wkwkwkwkw.. aku belum ada pilihan.. π¦
Sejak mulai ajak pilpres aku sudah bertekat tidak akan ikutan kampanye sedikitpun, meskipun itu di bayar.
Yang terjadi di socmed akhirnya beneran saling menjatuhkan, saling serang. Aku rindu indonesia cinta damai. Bagaimana pun juga salah satu dari mereka akan jadi pemimpin kita π
Iya mas. Kampanye di socmed malah ngeri. Kata-kata hinaan saling terlempar ke sana kemari….
Piala dunia, puasa, pilpres. Diantara 3P ini yg paling rame pilpresnya π
Gak di twitter, line, bbm, kaskus, tentang pilpres muluu