Di dalam buku-buku motivasi, khususnya motivasi bisnis, kita bisa menemukan cerita tentang orang-orang yang berhasil meraih kesuksesan yang hebat, padahal tidak lulus sekolah alias drop out (DO).
Mereka ini memang sengaja berhenti menempuh pendidikan formal, sebab ingin fokus mengejar impian-impian mereka.
Kita bisa menyebutkan banyak contoh orang-orang yang DO dari pendidikan formal, namun malah sukses besar. Misalnya Bill Gates, Steve Jobs, Mark Zuckerberg, Michael Dell, Richard Branson, Amancio Ortega, Li Ka Shing, dan sebagainya.
Cerita-cerita tentang mereka memang sangat inspiratif. Di situ digambarkan bagaimana mereka berani mengambil sebuah keputusan besar βyakni berhenti sekolah/kuliah, demi mewujudkan cita-cita.
Para motivator senang sekali menceritakan kisah-kisah tersebut untuk memotivasi para pemuda. Sayangnya, cara mereka dalam bercerita bisa memunculkan pandangan yang cenderung keliru.
Dalam cerita mereka, kesannya para tokoh itu bisa sukses karena memilih jalan DO. Akhirnya muncullah pandangan bahwa DO=sukses.
Padahal, kesuksesan yang berhasil mereka raih pada kenyataannya bukan karena itu, melainkan karena memang mereka tekun, cerdas, dan senang belajar serta bekerja keras.
Bill Gates pada usia 13 tahun sudah bisa membuat program komputer. Padahal pada zaman itu komputer masih sangat terbatas sehingga referensinya pun masih sangat sedikit. Ini menunjukkan betapa tekun dan cerdasnya Bill Gates.
Jadi ketika memilih DO, orang-orang sukses itu sudah membawa bekal atau modal yang sangat mumpuni, yakni sikap mental dan kebiasaan yang baik, serta kecemerlangan otak hasil belajar terus-menerus.
Sementara bagi para mahasiswa yang mudah terpengaruh oleh motivator, sungguh gawat jika mereka nekat memilih DO, padahal belum mempunyai modal yang cukup: masih mudah menyerah, belum tekun, dan belum pintar.
Jadi prinsip saya, kalau sedang menempuh pendidikan, sebaiknya dijalani dengan sebaik-baiknya. Sebab memang itulah tugas kita.
Setelah lulus, baru deh fokus mewujudkan apa pun yang cita-citakan, misalnya mendirikan bisnis. Kecuali kalau memang kita sudah siap untuk menanggung segala konsekuensinya, misalnya βibaratnyaβ bekerja keras hingga berdarah-darah.
Aku juga setuju sama kamu. Suka sebal kalau ngeliat orang berdalih kalau mau sukses ya DO. Please deh, orang-orang sukses yang DO itu bukan semata-mata karena mereka DO, melainkan karena mereka memang sudah dari sononya pintar, ditambah tekun, tidak mudah menyerah, dan kerja keras. Terus, kalau DO abis itu malah males2an ya sama saja bohong. Mau sukses darimananya kalau begitu?
*Toss!
wah serem juga ya kalau di DO getu hehehe π
Begitulah π
Tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa yang di DO sudah mempunyai pilahan yang matang terlebih dahulu
Gitu, ya….
tambah satu lagi: Jan Koum pendiri WhatsApp juga drop out dari kuliah
Nah!
jangan sampai deh DO.
itu mungkin hanya sebagian doang yg DO sukses, yg lulus dan sukses lebih menggila lagi.
Iya tuh, Mas π
Amit2 deh sampai do
Bener banget, amit-amiiit….
Iya, ada banyak orang yang akhirnya jadi salah kaprah.
Tapi buat gue sih itu karena cara berpikir mereka yang sempit π
Bisa juga begitu, Sob π
Setuju Dit, kalo gak dijelaskan detail pasti banyak yang salah kaprah yah soal DO ini. Kalo gak tekun dan cerdas yah gak bakalan sukses dong π
Iya, Mbak… π