Beberapa orang cukup sensitif dengan asap rokok, dan saya adalah salah satunya. Sebenarnya sih nggak ada akibat langsung yang saya rasakan saat menghirup asap rokok. Cuma saya merasa nggak nyaman aja. Rasanya alam bawah sadar ini nggak rela kalau ada asap rokok yang masuk ke paru-paru saya.
Saya memang bukan perokok aktif. Dulu pas zaman SMA, saya sempat jadi perokok aktif, tapi nggak sampai satu tahun. Saat itu saya masih labil dan berada dalam tahap mencari jati diri. Saya tidak mendapatkan rasa nikmat dari mengisap batang rokok. Merokok saya jadikan sekadar sebagai sarana pendukung dalam bergaul.
Saat ini apabila ada orang yang merokok, biasanya saya menghindarinya. Terkadang memang sulit sih, apalagi saat sedang asyik berbincang dengan teman akrab yang merokok. Tapi biasanya teman-teman yang sudah lama kenal dengan saya akan hati-hati dalam merokok. Kalaupun tidak bisa menahan diri, biasanya mereka akan menjaga agar asap rokok tidak mengarah ke saya.
Beberapa hari yang lalu saat reuni dengan teman-teman SMA, saya sempat berdebat dengan seorang kawan. Ketika itu kami sedang berada di dalam ruang karaoke ber-AC. Salah seorang kawan hendak merokok. Ia berpikir tidak masalah merokok di sana, karena toh di ruangan itu disediakan asbak. Teman-teman yang lain tidak mempermasalahkan niatnya itu. Tapi, saya memintanya untuk tidak merokok di ruangan tersebut.
Meski sempat berdebat panjang, beruntung teman saya itu bisa mengerti. Kalau tidak, mungkin saya akan memilih keluar ruangan. Bisa-bisa suasana reuni jadi tidak menyenangkan lagi. Syukurlah hal tersebut ngga terjadi. Kami tetap menyanyi dengan asyik sampai lupa waktu.
Itu salah satu pengalaman saya tentang upaya untuk menghindari asap rokok. Apakah teman-teman juga punya pengalaman serupa? Bagi-bagi ceritanya di sini dong 🙂
menjauh deh kalau ada yg lagi merokok 😛
Sama mbak 🙂
wah saya juga suka nyri menelan kalo terpapar asap rokok lebih dari 5 menit
walaupun hanya perokok pasif
Iya…. kalau kayak gitu mendingan pergi aja, selagi bisa, hehe….
Suatu hari saya naik angkot. Selang beberapa menit sesudah saya naik, penumpang lain naik ke angkot tersebut. Begitu ia duduk di dalam, ia menyalakan rokoknya. Spontan supirnya menghentikan mobilnya, lalu ia berkata, “Matikan rokoknya, Pak! Kendaraan ini bebas rokok!” sambil menunjuk papan yang tergantung di dalam angkot bertuliskan “Dilarang merokok di dalam kendaraan ini”
Si penumpang, mengira si supir bercanda, pura-pura nggak dengar dan terus membiarkan rokoknya menyala.
Tapi si supir kemudian membentak, “Matikan rokoknya sekarang juga, Pak! Atau saya minta Bapak keluar dari kendaraan ini!”
Si penumpang terkejut. Melihat si supir yang nampak galak, akhirnya ia buang rokoknya keluar pintu.
Lalu si supir berkata dengan mengendorkan suaranya, “Nah, terima kasih, Pak, kita sama-sama menjaga kesehatan ya Pak..”
Lalu kendaraan itu pun berlalu, seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.. Dan ketika saya turun di kilometer berikutnya, si mantan perokok masih berada di dalam angkot itu..
Wuiiih, supir angkotnya keren!! 😀
Saya juga benci rokok, menurut saya rokok tidak bermanfaat dan membuat orang miskin semakin miskin. Tapi heran kalau meilhat orang yang mengaku “miskin” tapi tiap hari menganggarkan uang yang dimilikinya untuk rokok.