Beberapa hari yang lalu saya baca sebuah artikel menarik di koran Kompas. Isinya tentang permintaan maaf. Dari artikel itu saya memahami bahwa kata maaf bisa memiliki dua makna. Pertama, mengakui bahwa kita melakukan kesalahan, dan kedua, upaya untuk memperbaiki hubungan.
Sebagian besar orang di negeri kita mungkin memahami kata maaf dalam makna yang pertama. Karena itulah kata maaf begitu mahal. Pemahaman tersebut selanjutnya membentuk sebuah pola pikir begini: “tentu kita tidak akan mau mengaku salah atas kesalahan yang telah kita lakukan, bukan?”
Sayangnya, terkadang perihal salah atau tidak salah ini terlalu kompleks. Kalau tidak hati-hati, jadinya “menghakimi”. Lebih parah lagi, ego kita sering kali muncul untuk berusaha dengan segala cara menutupi kesalahan yang kita lakukan. Tidak mengakuinya dan mati-matian menyangkalnya. Tinggal mencari kambing hitam, maka kita akan terlihat “bersih”.
Sedangkan untuk makna yang kedua, konon hal ini banyak dipahami oleh orang-orang Jepang. Di sana kata maaf begitu mudah diucapkan. Tidak jelas siapa yang salah, biasanya kedua pihak yang terlibat saling meminta maaf. Mungkin tujuannya supaya tidak terjadi masalah karena hal sepele. Atau bagi orang yang sudah saling kenal, tujuannya supaya hubungan baik tetap terjaga.
Kedua pemahaman itu memang menghasilkan tindakan yang berbeda-beda dalam kehidupan sehari-hari. Saya tidak terlalu heran bila bertemu dengan orang yang gigih tidak mau meminta maaf saat menyenggol kendaraan yang diparkir sembarangan. Juga tidak terlalu takjub ketika mendapat permintaan maaf dari orang tak dikenal, padahal dia tanpa sengaja hanya menyenggol spion sepeda motor saya saat sedang menyemut di lampu merah 🙂
Saya masih lebih sering pakai pengertian pertama. Kedengarannya saya harus mulai mengubah pikiran saya sekarang.
maaf juga bisa jadi jelek kalau tujuannya supaya “masalah cepat selesai” padahal ada yang harus dibahas. padahal karena maaf bukan berarti bisa dilupakan dan tetap harus diselesaikan 🙂
yang terpenting kita berusaha yg terbaik, pasti akan jadi lebih baik semuanya
nice artikel kang
blowwalking