Selama ini saya sering memperhatikan iklan-iklan seminar kewirausahaan, baik di surat kabar maupun spanduk di jalan-jalan. Katanya wirausaha itu mudah. Punya usaha sendiri jauh lebih santai dibanding jadi karyawan. Kita nggak kena marah bos, bisa masuk kerja kapan saja, dan “mimpi-mimpi indah” lainnya.
Saya kira, iming-iming seperti itu tidak boleh dipahami mentah-mentah. Takutnya kita jadi terpengaruh dan termotivasi bahwa kaya dengan berwirausaha bisa diraih dengan cepat (instan). Punya usaha sendiri membuat kita jadi bebas dari tekanan, bebas masuk kerja, tapi uang tetap melimpah.
Kalau saya membaca kisah-kisah tentang para pengusaha, hidup mereka memang tampak nyaman. Tapi, saat merintis usaha, keadaan mereka jauh berbeda. Mereka baru bisa menikmati kesuksesan setelah bertahun-tahun membangun usaha, mungkin paling cepat 5 tahun. Itu kayaknya udah supercepat.
Saat awal membangun usaha, mereka memang bebas dari tekanan dari bos/atasan. TAPI, mereka harus menghadapi tekanan dari klien, konsumen, atau suppiler. Para pengusaha itu sepertinya memang tidak dibatasi jam kantor. TAPI, faktanya mereka harus bekerja sampai dini hari agar bisnis tetap berjalan dengan baik. Saya rasa hal-hal seperti itu lebih berat daripada saat menjadi karyawan.
Saya pernah ketemu dengan beberapa pengusaha yang sudah sukses. Pesan mereka semua hampir sama, yakni membangun usaha itu perlu dilakukan dengan tekun, sabar, dan telaten. Bila kita hidup bermewah-mewah saat baru memulai usaha, mereka meramalkan usaha itu pasti bakalan redup, dan kemudian bangkrut.
Lima tahun pertama mengelola usaha, hidup kita bisa jauh lebih memprihatinkan dibanding saat menjadi karyawan. Nah, ini hal penting, tapi mungkin jarang diungkapkan dalam seminar wirausaha yang menjual mimpi di siang bolong.
Aduuh, kok tulisan saya kesannya jutek banget, ya, hehe…. :p
Oh iya, saya lagi menjalankan bisnis kecil-kecilan nih, yakni warung makan sederhana. Doakan supaya sukses, ya 🙂
Insya Allah sukses, yang penting TEKUN, dan terus berinovasi.
2 hal ini penting sekali menurutku. Jangan bentar2 tutup 😀
terus pas orang minta menu ini abis itu gak ada 😀
harus konsisten sampai orang2 inget rasa masakannya.
buka warungnya di mana? sapa tau bisa mampir 😀 *nyari gratisan hahaha*
Aminnn… Sip, sarannya mantep banget, Mbak. Hehe…
Warungnya di Jogja. Ayo ke sini, Mbak. Aku traktir, beneran… 😀
dan jangan lupa jujur serta percaya saja pada kemampuan diri sendiri 😀
Betul banget, itu juga salah satu poin yang superpenting 😀
Eh, usaha tambal ban itu sekarang berubah jadi usaha warung makan? 🙂
Bukan, Mbak, hehe…
Kalo yang tambal ban kan punya Ayah, itu di rumah.
Nah, kalo yg warung makan ini usahaku… Lokasinya jauh dari rumah… 😀
emang untuk jadi pengusaha sukses yang paling berat adalah melewati proses untuk menjadi sukses…pengen seh 🙂
artikel ini sangat menginspirasi, dunia wirausaha memang sangat menguntungkan dan dapat menjadi perkerjaan sampingan yang menjanjikan. saya ingin merekomendasikan halaman wirausaha yang menyediakan barbagai informasi bermanfaat. silahkan kunjungi link berikut ini http://wirausaha.blog.gunadarma.ac.id/