Kalau mengenang masa kecil, saya jadi ingat bahwa dulu saya sering bikin mainan sendiri. Ya, berhubung orangtua saya jarang membelikan mainan, akhirnya saya pun bikin mainan sendiri. Bukan mainan yang rumit, kok, sekadar mainan sederhana yang bahan-bahannya mudah didapatkan.
Saya masih ingat betul, ada satu jenis bahan yang sering saya manfaatkan untuk membuat aneka mainan, yakni kotak bekas bungkus rokok. Hanya dengan bermodalkan lem kertas, gunting, dan kreativitas seadanya, saya membuat celengan, robot-robotan, mobil-mobilan, atau rumah-rumahan dari bungkus rokok.
Berhubung saya kurang telaten, terkadang bentuk mainan yang saya buat nggak terlalu bagus. Bentuknya agak amburadul dan kurang rapi. Tapi lumayan sih, semua mainan itu masih bisa dimainkan. Uniknya, teman-teman yang tinggal di sekitar rumah saya malah tertarik dengan mainan-mainan itu. Bahkan beberapa di antara mereka meminta saya untuk membuatkan mainan robot.
Saat itu dengan senang hati saya bersedia membuatkan mainan untuk mereka, asalkan mereka ikut membantu proses pembuatannya. Alhasil, kami (kalau nggak salah ketika itu berempat) pun mulai menyusuri jalan-jalan kampung dan memeriksa tong-tong sampah untuk mencari kotak bekas bungkus rokok.
Berhubung dapetinnya susah banget, akhirnya kami memakai cara lain. Pada sore hari, kami mendatangi bapak-bapak dan mas-mas tetangga untuk meminta bungkus rokok yang sudah nggak kepake. Tak disangka, ternyata hasil yang kami dapat sangat memuaskan! Ada banyak bungkus rokok yang terkumpul sore itu.
Keesokan harinya, sepulang sekolah kami mulai membuat robot-robotan. Sebenarnya sih ada satu kawan yang ingin membuat mobil-mobilan, tapi kami kesulitan mencari sandal bekas. Akhirnya niat tersebut terpaksa kami urungkan.
Siang itu kami berempat asyik merancang bentuk, menggunting kotak bekas bungkus rokok, mengoleskan lem, dan menempel bagian-bagian robot. Ada beberapa mainan yang gagal karena bentuknya terlalu jelek dan sama sekali nggak persis robot.
Sore harinya, kreasi kami pun selesai. Ada empat robot-robotan yang berhasil kami buat. Bentuknya lumayan bagus dan rapi, tapi sayangnya warnanya nggak bagus karena berasal dari bungkus rokok dengan merek yang bermacam-macam.
Begitulah sepotong kisah masa kecil saya. Cerita yang menyadarkan saya bahwa ternyata saya menyimpan bibit-bibit kreatif karena bisa membuat mainan sendiri. Semoga hal ini bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi saya pribadi untuk lebih kreatif lagi di masa sekarang, hehe…. 🙂
*Artikel ini diikutsertakan pada Mainan Bocah Contest di Surau Inyiak.
Saya suka sekali dengan sebuah tayangan membuat mainan seperti ini di Global TV yang berjudul Hand Made.. Apapun yang ada di sekitar kita, bisa dijadikan mainan. Kreatif sekali.. Dan saya juga setuju, bahwa apa yang kita lakukan di masa kecil akan berpengaruh pada masa dewasa kita, seperti yang Ditter rasakan. Saya pun merasakannya sekarang… 🙂
Terima kasih Ditter, sudah mengirimkan artikelnya.
Saya sudah catat sebagai pesera dalam MAINAN BOCAH CONTEST
masih kecil tp udah kreatif ya, ga pake modal pula hehehe
good luck kontesnya yaa 🙂
Kreatif mas bro. Lanjutkan!
dan Sukses buat ngontesnya.
Sik asik… kreatip banget Mas 🙂
tinggal dikembangkan aja tingkat kekreatifannya…
saya kecil kadang kadang membuat mainan sendiri, tapi jujur saya lebih banyak malas, makanya sampai gede, saya kesusahan bila di sekolah dikasih tugas keterampilan tangan
tau itu sekarang saya lebih memilih melatih keterampilan logika 🙂
Kalo soal mainan masa kecil yang saya buat sendiri…. sedikit banget. 😦
Saya paling ga mau bikin mainan sendiri sih… paling cuma pesawat kertas, terus bikin kapal-kapalan dari sandal jaepit, sama mobil-mobilan dari kulit jeruk bali… 😐
Aku dulu juga membuat mainan sendiri. Maklum anak kampung. Mainan yg sering aku buat bersama teman-teman adalah boneka dari batang pelepah pisang. Sekalipun anak perempuan, aku juga membuat gerobak-gerobak dari jeruk bali yg didorong pakai tangkai bambu. Keren lho
ah saya jadi inga masa kecil juga. Dulu sering banget bongkarin mainan yang dibelikan ayah sampai rusak. Bisa bongkar, ga bisa balikinya. Ternyata itulah bibit teknik yang saya miliki. Dan sekarang, bener2 keturutan jadi engineer 😀
Harusnya dijaman sekarang anak2 kecilnya harus lebih kreatif karena banyak fasilitas yg tersedia, nggak kayak jaman akang dulu yg minim fasilitas (eh tapi biasanya keterbatasan itu yg memancing kreatifitas ya?..koq jadi bingung nih)….salam kenal!!
saya do’akan kontesnya sukses
Halo, aku baru saja kirim email. Tolong di cek, ya. Terima kasih banyak 🙂
..
wah kreatif sekali dan ramah lingkungan pula..
bisa memanfaatin barang bekas, gak harus beli mainan baru..
sip..sip…
Pengalaman yang menarik dan tak terlupakan. Sama hal nya dengan pengalaman saya saat mendapatkan bantuan dana usaha disni : http://bit.ly/10u4zji