Saya punya adik sepupu, namanya Galih. Dia putra bungsu tante saya. Hubungan kami berdua sangat dekat, karena memang sedari kecil kami sering main bareng. Kebetulan rumah kami memang berdekatan, baik ketika masih di Bekasi dulu, maupun setelah pindah ke Jogja.
Galih masih muda, remaja yang sedang berkembang. Penampilannya keren dan dinamis. Senang olahraga dan bermain musik. Ketika sedang menikmati masa mudanya, tak disangka, pada Januari 2011 lalu, dia mendadak jatuh sakit. Ternyata penyakit yang ia derita nggak main-main, tumor otak. Astaga….
Di rumah sakit, Galih hanya bisa terbaring di kasur, mengaduh kesakitan seraya memegang kepalanya. Saya sungguh nggak tega ngeliatnya…. Pasti dia kesakitan banget, karena setahu saya selama ini dia itu jarang mengaduh, meskipun sedang sakit….
Secara medis, dokter bilang tumor yang diderita Galih nggak bisa diangkat lewat operasi, sebab risikonya sangat tinggi. Kemungkinan sembuhnya sangat sangat sangat kecil. Keluarga besar kami sangat kaget mendengar kabar itu. Saya kurang paham dunia medis, tapi yang saya dengar, tumor yang diderita Galih merupakan tumor bawaan lahir, menempel erat di bagian otak yang… saya nggak tahu kata apa yang paling tepat untuk menggambarkannya. Mungkin bisa kita pakai kata krusial.
Intinya, kalau tumor itu diambil, risikonya kalau nggak lumpuh ya meninggal. Tindakan paling baik yang bisa dilakukan adalah menghambat pertumbuhan tumor itu dengan obat-obatan, sambil tentunya berdoa dan mengharap keajaiban.
Setelah keluar dari rumah sakit, keadaan Galih berubah total. Fisiknya lemah, responsnya lambat, daya ingatnya menurun drastis, dan keceriaannya hilang. Saya serasa bermimpi dan hampir nggak percaya melihat kondisinya itu. Keadaan berubah begitu cepat. Rasanya baru kemarin saya melihat dia jalan-jalan dengan pacarnya, naik sepeda motor keliling kota. Mendadak dia tidak bisa apa-apa dan harus menahan sakit di kepalanya.
Setelah 6 bulan tersiksa dengan penyakit itu, Galih dipanggil Tuhan, tepatnya pada akhir Juni lalu. Sampai detik ini saya masih setengah nggak percaya. Dia masih muda banget, umurnya masih 21 tahun. Sungguh, akhir tahun lalu Galih itu adalah pemuda yang aktif, cakep, keren, dan ceria. Asyik menikmati hidup dan kebahagiaan masa muda. Masalah umur atau kematian mungkin sama sekali nggak terpikirkan, seperti kita saat ini. Tapi, kehendak Tuhan memang siapa yang tahu….
Tahun 2009 yang lalu, nenek saya meninggal, dan kami para cucu, termasuk Galih, yang mengangkat peti nenek menuju ke pemakaman. Tahun 2011 ini, di rumah duka yang sama, kami para cucu nenek, tanpa Galih, kembali mengangkat peti menuju ke pemakaman, kali ini mengantar saudara sepupu kami tercinta….
Selamat jalan Galih…. Selamat jalan saudaraku…. Doa kami menyertaimu….
Umur manusia nggak ada yang tahu. Mari kita manfaatkan waktu yang kita punya ini sebaik-baiknya, karena kita tidak tahu kapan waktu itu akan berakhir….
Saya turut berduka cita ya, Mas, semoga amal kebaikannya diterima di sisi Tuhan yang maha penyayang..
Saya juga ikut mendoakan semoga Mas dan keluarga tabah..
turut berduka cita
umur manusia emang tidak ada yang tau
yg bisakita lakukan hanyalah mempersiapkan diri untuk meninggalkan atau ditinggalkan
semoga sepupunya diampunkan dosa2nya, dan diterima amal kebajikannya, aamiin!
Turut beruka akan kepergian Galih, ya… 21 tahun umur yg amat muda. Tapi kita emang nggak bisa nolak penyakit yang diberikan. Hmm, ngeri juga ya tumor otak, cuma bisa bertahann6 bulan Galih.
Makasih telah mengingatkan saya, Mas, bahwa hidup ini kita tak tahu kapan akan berakhir… 😥
Turut berduka cita ya mas Adit.
Semoga diampuni semua dosa
Terima kasih banyak teman-teman semua….. Terima kasih atas doanya….
Bayuuuu :’|
Maafkan, mengilang dari peredaran dan baru baca postingan dr Arlie di FB-nya seakan-akan terjadi sesuatu dgn Galih.
Berusaha cari tahu dengan ngebaca wall-nya Arlie dan cari-cari tahu sendiri akhirnya ketemu blog-mu.
Maafkan temans, baru tahu kabar duka ini T.T sedih banget. Merasa kehilangan. Keinget sosoknya Galih. Emang bener, penuh keceriaan seolah hidupnya tak ada beban. Ternyata malah memendam penyakit yg begitu rumit. Mohon maaf disaat kalian sedang berduka malah tak tahu apa-apa.
Ya ampun T.T *sedihnya* semoga Galih bahagia dengan kehidupan barunya di sana. Walau sebentar mengenalnya tapi sungguh berkesan. T.T
http://yelindaselvyana.wordpress.com/ sorry link blog-nya salah.