Sebelum masuk ke topik utama, saya ingin memberikan pertanyaan dulu buat temen-temen. ‘Apa perbedaan antara tentara dan pembalut’? Nah, jawabannya akan saya berikan di akhir postingan ini 🙂
Yuk, kita lanjut. Beberapa hari yang lalu saya abis baca berita di koran tentang daya tarik Singapura. Mereka itu bener-bener ga punya sumber daya alam, ya. Luas negaranya aja kecil banget. Bahkan mereka sampai harus beli tanah ke negara lain untuk bikin pulau baru, untuk memperluas wilayah negaranya, supaya masyarakatnya bisa tinggal dengan nyaman. Tapi, kok ada ya negara yang bersedia dibeli tanahnya?? Bukannya itu akan mempersempit wilayah sendiri dan justru semakin memperluas wilayah negara lain?
Singapura ga punya sumber minyak mentah, hutan kayu ga ada, sawah juga. Menyedihkan banget, ya. Tapi, kok bisa mereka mengekspor minyak berkualitas tinggi, furniture kayu yang sangat berkelas, dan bahan makanan yang juga berkualitas tinggi? Ternyata bahan baku yang nggak mereka punya itu dibeli dari negara lain, diolah dan diberikan nilai tambah, lalu dijual. Wew, kreatif sekali. Mereka cerdas, mau berusaha, dan menguasai teknologi. Dari yang nggak punya apa-apa, berubah menjadi kaya raya.
Saya pikir salah satu kunci kesuksesan mereka adalah karena disiplin. Disiplin belajar, disiplin berusaha, dan disiplin kerja keras. Percuma kan pinter tapi malas dan nggak disiplin.
Kedisiplinan masyarakat Singapura ternyata sudah dilatih dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini mereka terkenal dengan negeri denda. Dikit-dikit didenda. Ngerokok di sembarang tempat didenda. Buang ludah sembarangan didenda. Buang air ga disiram didenda. Wew, nggak heran dah kalo akhirnya mereka jadi disiplin banget. Bisa karena biasa.
Saya kepikiran, seandainya cara Singapura itu diterapkan di Indonesia, waah, pasti bakalan kacau balau. Pasti banyak yang protes, karena masyarakat kita tampaknya tidak suka dengan kedisiplinan. Diatur dikit pada demonstrasi, disertai dengan aksi kekerasan lagi. Trus para pejabat juga pasti ga suka. Ntar mereka jadi nggak bisa korupsi. Kedisiplinan terlalu merepotkan! Bikin masyarakat kita hidup nggak nyaman.
Beberapa hari yang lalu, saya pulang kerja naek motor. Di tengah jalan, ada bapak-bapak idiot yang juga mengendarai sepeda motor. Nggak tau kenapa dia ngambil jalur agak ke kanan, dengan laju yang pelan. Saya hendak menyalipnya dari kiri, karena kalau lewat kanan bisa keluar jalur. Saat hampir nyalip, tak disangka, dia buang ludah begitu saja ke sebelah kirinya tanpa lihat-lihat dulu!! Enak sekali!! Untung ga kena saya. Kalau Indonesia meniru Singapura, udah kena denda kau, Pak!!
Saya sudah berkali-kali melihat fenomena itu. Wajar kali, ya, buang ludah sembarangan saat sedang mengendarai sepeda motor??? Ckckckck…. Pernahkah teman-teman mengalami hal ini?
Apa perbedaan antara tentara dan pembalut? Ini jawabannya. Kalau tentara itu, kan, DISIPLIN, kalau pembalut DISELIPIN 🙂 🙂 🙂
saking disiplinnya singapura, gue pernah liad ada yg jual kaus berjudul Singapore: a Fine City di orchard. gue pikir fine city itu kota bagus, eh gak tahunya artinya adalah kota denda 😀
ehm..indonesia kalau apa-apa denda
pasti kaya raya
dulu dikantor ku telat 5 menit denda 1.00
hasilnya lumayan..
sebulan bisa 400.000(*artinya orang-orang kantor ku hobi tlat ya..(^_^)
Nah, untuk disiplin itu emang sulit banget memulainya. Tapi, sekalinya udah terbiasa disiplin, pasti nakal susah untuk melanggar. 😀
Emang ya, kalo kita sendiri yang disiplin di antara orang2 yang gak disiplin, malah kita yang jadi aneh. 😦
@Red: Hooo…. Jangan orang2 di sana punya dana khusus bulanan untuk jaga2 kalao kena denda kali, ya, hehe…
@mylittleusagi: Whahaha… Banyak banget tuh… Lumayan buat beli bakso 🙂
@Asop: seandainya masyarakat kita bisa disiplin, ya…. Termasuk saya juga tentunya. Masih harus belajar utk lebih disiplin, hehe…