Di perusahaan tempat saya kerja, ada satu awak redaksi yang rajin banget. Namanya Pak Bono. Setau saya dia belum pernah bolos atau izin ga masuk kerja. Padahal cukup banyak juga beberapa temen lain yang sering ijin. Trus rumahnya pak Bono ini jauhnya setengah mati. Sumpah, jauh banget. Padahal selama ini saya sering mengeluh kalo rumah saya jauh. Eh ternyata ada yang lebih. Kalo dihitung-hitung, mungkin jarak rumahnya pak Bono dengan kantor sejauh 40 km. Jadi pulang pergi total 80 km! Gila bener… Itu dia lakoni 6 hari setiap minggu. Dan bahkan dia ga pernah telat masuk kantor. Semangatnya luar biasa.
Saya sering mengamati dia. Hidupnya prihatin. Dengan gaji di bawah 1 juta, dia harus menghidupi istri dan satu anaknya. Paling gajinya juga tinggal setengahnya karena habis untuk biaya transport. Dia biasa berangkat kerja naik sepeda motor. Dan ternyata STNK kendaraannya itu udah ga berlaku, karena pajaknya udah habis sejak 5 tahun yang lalu. Ya ampun. Padahal rumahnya jauh banget. Kalo kena razia polisi gimana tuh….
Saya juga cukup sering ngobrol dengan dia. Katanya setelah seharian ngantor, malamnya dia nyetor2in penganan kecil ke warung-warung. Katanya buat tambahan pendapatan. Kadang dia juga suka nyetir nemenin temennya nganter barang, dan baru sampe rumah lagi dini hari. Tapi tetep, paginya berangkat ke kantor dan ga pernah telat. Wah, tanggung jawabnya terhadap keluarga luar biasa.
Nah, beberapa hari yang lalu kontrak pak Bono selesai, dan ga diperpanjang lagi. Yah, dia memang karyawan orientasi dengan kontrak 3 bulan. Dia baru saja menjalani 3 bulan yang pertama, dan ternyata perusahaan tidak cocok dengan hasil kerjanya. Denger2 sih skillnya pak Bono ternyata kurang mumpuni. Wah, repot juga. Di satu sisi kasihan kalo pak Bono keluar, tapi di sisi lain percuma juga karena hasil kerjanya kurang berkontribusi terhadap perusahaan. Hufff…. Begitulah dunia kerja. Kadang memang terasa kejam.
Kini pak Bono sudah nggak datang ke kantor lagi. Dan saya juga ga tahu kabarnya. Yah, saya sih Cuma bisa berharap, semoga dia segera mendapatkan pekerjaan yang benar-benar cocok. Kalau nggak, entah apa yang akan terjadi dengan anak dan istrinya di rumah.
0 Responses to “Satu Orang Resign”